KANKER SERVIKS
APA ITU KANKER SERVIKS?
Kanker serviks (kanker
leher rahim) adalah keganasan dari serviks yang ditandai dengan adanya
perdarahan lewat jalan lahir dimana tanda dan diagnosis pasti bisa ditegakkan
dengan menggunakan Pap smear (Prawiroharjo, 1994). Atau pertumbuhan sel-sel
abnormal pada serviks dimana sel-sel normal berubah menjadi sel kanker
(Penckenpaugh, 2009)
PATOFISIOLOGI (PATHWAY) KANKER SERVIKS
FAKTOR RESIKO
1.
Faktor Umur
2.
Keputihan yang dibiarkan terus menerus
3.
Penyakit Menular Seksual (PMS)
4.
Membasuh kemaluan dengan air yang tidak
bersih
5.
Memakai pembalut yang mengandung dioksin
6.
Kebiasaan merokok
7.
Memakai WC umum yang kotor
8.
Memiliki banyak anak
9.
Riwayat keluarga dengan kanker serviks
10.
Penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol (DES)
TANDA
DAN GEJALA KANKER SERVIKS
1)
Keputihan : makin lama makin berbau busuk
dan tidak sembuh-sembuh, terkadang tercampur darah
2)
Perdarahan kontak setelah senggama
merupakan gejala serviks 75-80%
3)
Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul
akibat terbukanya pembuluh darah dan semakin lama semakin sering terjadi
4) Perdarahan
pada usia menopause
5)
Anemia
6) Gagal
ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan
obstruksi total
7)
Perdarahan vagina yang tidak normal
a.
Perdarahan di antara periode regular
menstruasi
b.
Periode menstruasi yang lebih lama dan
lebih banyak dari biasanya
c.
Perdarahan setelah hubungan seksual atau
pemeriksaan panggul
d.
Perdarahan pada wanita pada usia menopause
8) Nyeri
a.
Rasa nyeri saat berhubungan seksual,
kesulitan atau nyeri dalam berkemih, nyeri di daerah sekitar panggul
b.
Bila kanker sudah mencapai stadium III ke
atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis,
paha, dsb.
Menurut
Ricci (2009), penderita kanker serviks stadium lanjut antara
lain pasien dengan :
1.
Nyeri panggul
2.
Nyeri punggung
3.
Nyeri kaki
4.
Penurunan berat badan
5.
Anoreksia
6.
Kelemahan dan kelelahan
7.
Patah tulang
STADIUM KANKER SERVIKS
· Stadium
0
Stadium
ini disebut juga karsinoma in situ yang
berarti kanker belum menyerang bagian yang lain. Pada stadium ini, perubahan
sel abnormal hanya ditemukan pada permukaan serviks. Ini termasuk kondisi
prakanker yang bisa diobati dengan tingkat kesembuhan mendekati 100%
· Stadium
I
1.
Stadium IA
Pertumbuhan
kanker masih begitu kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan sebuah mikroskop
atau kolposkop. Pada stadiu IA1, kanker telah tumbuh dengan ukuran kurang dari
3 mm ke dalam jaringan serviks, dan lebarnya kurang dari 7 mm. Stadium IA2, berukuran
antara 3-5 mm ke dalam jaringan-jaringan serviks, tetapi lebarnya masih kurang
dari 7 mm.
2.
Stadium IB
Area
kanker lebih luas tetapi belum menyebar. Kanker masih berada dalam jaringan
serviks. Kanker ini biasanya bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Pada
stadium IB1, ukurannya tidak lebih besar dari 4 cm. Sementara untuk stadium
IB2, ukuran kanker lebih besar dari 4 cm (ukuran horizontal).
·
Stadium II
1.
Stadium IIA
Kanker
pada stadium ini telah menyebar hingga ke vagina bagian atas. Pada stadium IIA1,
kanker berukuran 4 cm atau kurang. Sementara pada stadium A2 kanker berukuran
lebih dari 4 cm.
2.
Stadium IIB
Pada
stadium ini kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun
belum sampai ke dinding panggul.
·
Stadium III
1.
Stadium IIIA
Kanker
telah menyebar ke sepertiga bagian bawah dari vagina, tetapi masih belum ke
dinding panggul.
1.
Stadium IIIB
Pada
stadium ini kanker telah tumbuh menuju dinding panggul atau memblokir satu atau
kedua saluran pembuangan ginjal.
·
Stadium IV
1.
Stadium IVA
pada
stadium ini, kanker telah menyebar ke organ, seperti kandung kemih dan rektum
(dubur).
2.
Stadium IVB
Pada
stadium ini, kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh yang sangat jauh,
seperti paru-paru.
PENATALAKSAAN
MEDIS BERDASARKAN STADIUM KANKER
1.
Stadium
0-IA : Biopsi kerucut,
histerektomi transvaginal
2.
Stadium
IB, IIA : Histerektomi radikal dengan
limpadenektomi panggul dan
evaluasi kelenjar limfe pada aorta (bila terdapat metastasis
dilakukan radio terapi pasca pembedahan)
evaluasi kelenjar limfe pada aorta (bila terdapat metastasis
dilakukan radio terapi pasca pembedahan)
3.
Stadium
IIB : Histerektomi, radiasi,
dan kemoterapi
4.
Stadium
III-IVB : Radiasi, kemoterapi
PEMERIKSAAN
SERVIKS
ü Pap Smear
Merupakan pemeriksaan sitologi untuk sel di
area serviks. Sampel sel-sel diambil dari serviks wanita untuk memeriksa
tanda-tanda perubahan pada sel. Tes Pap dapat mendeteksi displasia serviks atau
kanker serviks.
Pedoman
:
a.
Umur 21-30 tahun : tes ini dilakukan
menggunakan metode kaca slide, atau
yang telah melakukan hubungan badan scara aktif dianjurkan untuk memeriksakan
diri. Menurut Okirina (2014) aturan umumnya adalah tes ini dilakukan pertama
kali 3 tahun, lalu anjuran melakukan Pap Smear 1 tahun sekali atau 2 tahun
sekali untuk efektivitas
b.
Umur 30-70 : setiap 2-3 tahun jika # Pap
Smear terakhir normal.
c.
Umur diatas 70 : dapat menghentikan jika 3
Pap Smear terakhir normal atau tidak ada Paps dalam 10 tahun terakhir yang
abnormal (American Cancer Society, 2007; dalam Ricci 2009).
ü Tes IVA (Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat)
Tes IVA merupakan deteksi dini kanker
serviks dengan menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dilihat dengan
pengamatan langsung (mata telanjang).
ü Biopsi serviks
Biopsi dilakukan dengan cara mengambil
sampel jaringan, atau biopsi dari serviks untuk memeriksa kanker serviks atau
kondisi lainnya. Biopsi serviks sering dilakukan selama kolposkopi.
ü Kolposkopi
Tes tindak lanjut untuk tes Pap abnormal.
Serviks dilihat dengan kaca pembesar, yang dikenal dengan sebagai kolposkopi,
dan dapat mengambil biopsi dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.
ü Biopsi Kerucut (Cone Biopsy)
Biopsi kerucut dilakukan setelah tes Pap
abnormal, baik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sel-sel berbahaya dalam
serviks.
ü CT Scanner
CT scan membutuhkan sinar-X dan komputer
untuk memperlihatkan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya dalam
perut dan panggul. Hal ini digunakan untuk mendeteksi apakah kanker serviks
telah menyebar, dan jika demikian, seberapa jauh.
ü Magnetic
Resonance Imaging (MRI Scan)
MRI Scan menggunakan magnet bertenaga
tinggi dan kompute untuk membuat gambar resolusi dari serviks dan struktur
lainnya dalam perut dan panggul.
ü Tes DNA HPV
Tes
ini dapat mengidentifikasi apakah tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker
serviks.
PENGOBATAN
KANKER SERVIKS
1.
Secara Medis
a.
Cerclage
serviks : yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh serviks selama
kehamilan. Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan inkompetensi serviks untuk
mencegah pembukaan awal serviks selama kehamilan yang dapat menyebabkan
persalinan prematur
b.
Terapi antibiotik : yaitu pemberian
obat-obatan yang dapat membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi pada serviks
dan organ reproduksi
c.
Metode krioterapi : yaitu membekukan
serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2)
sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh
sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
d.
Terapi laser : laser bertenaga tinggi
digunakan untuk membakar daerah sel-sel abnormal pada serviks. Sel-sel abnormal
akan hancur, mencegah dari menjadi kanker
e.
Kemoterapi : biasanya diberikan untuk
kanker serviks yang diyakini telah menyebar
f.
Histerektomi total : operasi pengangkatan
uterus dan serviks. Jika kanker serviks belum menyebar, histerektomi merupakan
pengobatan terbaik
g.
Biopsi kerucut : biopsi serviks yang
menghilangkan sepotong jaringan berbentuk kerucut dari serviks dengan
menggunakan prosedur eksisi elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi
kerucut pisau dingin. Biopsi kerucut dapat membantu mencegah atau mengobati kanker
serviks
2.
Secara tradisional
a.
Kunyit putih
b.
Sarang semut
c.
Keladi tikus
d.
Ceremai
e.
Temulawak
f.
Benalu
g.
Tapak dara
h.
Bawang putih
i.
Sambiloto
j.
Tomat
k.
Wortel
l.
Buah delima
m.
Pare
n.
Brokoli, bunga kol, kubis (Vitamin B folat)
Sumber : Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks, Dedeh Sri Rahayu. Jakarta, Salemba Medika 2015