Senin, 01 Juni 2015

KANKER SERVIKS



KANKER SERVIKS
APA ITU KANKER SERVIKS?
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah keganasan dari serviks yang ditandai dengan adanya perdarahan lewat jalan lahir dimana tanda dan diagnosis pasti bisa ditegakkan dengan menggunakan Pap smear (Prawiroharjo, 1994). Atau pertumbuhan sel-sel abnormal pada serviks dimana sel-sel normal berubah menjadi sel kanker (Penckenpaugh, 2009)
PATOFISIOLOGI (PATHWAY) KANKER SERVIKS


FAKTOR RESIKO
1.       Faktor Umur
2.       Keputihan yang dibiarkan terus menerus
3.      Penyakit Menular Seksual (PMS)
4.      Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih
5.      Memakai pembalut yang mengandung dioksin
6.      Kebiasaan merokok
7.      Memakai WC umum yang kotor
8.      Memiliki banyak anak
9.      Riwayat keluarga dengan kanker serviks
10.   Penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol (DES)
 

TANDA DAN GEJALA KANKER SERVIKS
1)    Keputihan : makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh, terkadang tercampur darah
2)   Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala serviks 75-80%
3)   Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah dan semakin lama semakin sering terjadi
4)  Perdarahan pada usia menopause
5)   Anemia
6)  Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan obstruksi total
7)   Perdarahan vagina yang tidak normal
a.    Perdarahan di antara periode regular menstruasi
b.   Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
c.    Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul
d.   Perdarahan pada wanita pada usia menopause
8)  Nyeri
a.    Rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam berkemih, nyeri di daerah sekitar panggul
b.   Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis, paha, dsb.


Menurut Ricci (2009), penderita kanker serviks stadium lanjut antara lain pasien dengan :
1.     Nyeri panggul
2.    Nyeri punggung
3.    Nyeri kaki
4.   Penurunan berat badan
5.    Anoreksia
6.   Kelemahan dan kelelahan
7.    Patah tulang

STADIUM KANKER SERVIKS
·      Stadium 0
Stadium ini disebut juga karsinoma in situ yang berarti kanker belum menyerang bagian yang lain. Pada stadium ini, perubahan sel abnormal hanya ditemukan pada permukaan serviks. Ini termasuk kondisi prakanker yang bisa diobati dengan tingkat kesembuhan mendekati 100%
·      Stadium I
1.       Stadium IA
Pertumbuhan kanker masih begitu kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan sebuah mikroskop atau kolposkop. Pada stadiu IA1, kanker telah tumbuh dengan ukuran kurang dari 3 mm ke dalam jaringan serviks, dan lebarnya kurang dari 7 mm. Stadium IA2, berukuran antara 3-5 mm ke dalam jaringan-jaringan serviks, tetapi lebarnya masih kurang dari 7 mm.
2.       Stadium IB
Area kanker lebih luas tetapi belum menyebar. Kanker masih berada dalam jaringan serviks. Kanker ini biasanya bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Pada stadium IB1, ukurannya tidak lebih besar dari 4 cm. Sementara untuk stadium IB2, ukuran kanker lebih besar dari 4 cm (ukuran horizontal).
·         Stadium II
1.       Stadium IIA
Kanker pada stadium ini telah menyebar hingga ke vagina bagian atas. Pada stadium IIA1, kanker berukuran 4 cm atau kurang. Sementara pada stadium A2 kanker berukuran lebih dari 4 cm.
2.       Stadium IIB
Pada stadium ini kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul.
·         Stadium III
1.     Stadium IIIA
Kanker telah menyebar ke sepertiga bagian bawah dari vagina, tetapi masih belum ke dinding panggul.

1.       Stadium IIIB
Pada stadium ini kanker telah tumbuh menuju dinding panggul atau memblokir satu atau kedua saluran pembuangan ginjal.
·         Stadium IV
1.       Stadium IVA
pada stadium ini, kanker telah menyebar ke organ, seperti kandung kemih dan rektum (dubur).
2.       Stadium IVB
Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke organ-organ tubuh yang sangat jauh, seperti paru-paru.

PENATALAKSAAN MEDIS BERDASARKAN STADIUM KANKER
1.       Stadium 0-IA                   : Biopsi kerucut, histerektomi transvaginal
2.       Stadium IB, IIA                : Histerektomi radikal dengan limpadenektomi panggul dan
                                            evaluasi kelenjar limfe pada aorta (bila terdapat metastasis
                                            dilakukan radio terapi pasca pembedahan)
3.      Stadium IIB                      : Histerektomi, radiasi, dan kemoterapi
4.      Stadium III-IVB                : Radiasi, kemoterapi

PEMERIKSAAN SERVIKS
ü Pap Smear
Merupakan pemeriksaan sitologi untuk sel di area serviks. Sampel sel-sel diambil dari serviks wanita untuk memeriksa tanda-tanda perubahan pada sel. Tes Pap dapat mendeteksi displasia serviks atau kanker serviks.
Pedoman :
a.      Umur 21-30 tahun : tes ini dilakukan menggunakan metode kaca slide, atau yang telah melakukan hubungan badan scara aktif dianjurkan untuk memeriksakan diri. Menurut Okirina (2014) aturan umumnya adalah tes ini dilakukan pertama kali 3 tahun, lalu anjuran melakukan Pap Smear 1 tahun sekali atau 2 tahun sekali untuk efektivitas
b.      Umur 30-70 : setiap 2-3 tahun jika # Pap Smear terakhir normal.
c.       Umur diatas 70 : dapat menghentikan jika 3 Pap Smear terakhir normal atau tidak ada Paps dalam 10 tahun terakhir yang abnormal (American Cancer Society, 2007; dalam Ricci 2009).
 
ü Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Tes IVA merupakan deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3-5% pada inspekulo dan dilihat dengan pengamatan langsung (mata telanjang).



ü Biopsi serviks
Biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan, atau biopsi dari serviks untuk memeriksa kanker serviks atau kondisi lainnya. Biopsi serviks sering dilakukan selama kolposkopi.

ü Kolposkopi
Tes tindak lanjut untuk tes Pap abnormal. Serviks dilihat dengan kaca pembesar, yang dikenal dengan sebagai kolposkopi, dan dapat mengambil biopsi dari setiap daerah yang tidak terlihat sehat.

ü Biopsi Kerucut (Cone Biopsy)
Biopsi kerucut dilakukan setelah tes Pap abnormal, baik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sel-sel berbahaya dalam serviks.

ü CT Scanner
CT scan membutuhkan sinar-X dan komputer untuk memperlihatkan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya dalam perut dan panggul. Hal ini digunakan untuk mendeteksi apakah kanker serviks telah menyebar, dan jika demikian, seberapa jauh.

ü Magnetic Resonance Imaging (MRI Scan)
MRI Scan menggunakan magnet bertenaga tinggi dan kompute untuk membuat gambar resolusi dari serviks dan struktur lainnya dalam perut dan panggul.

ü Tes DNA HPV
Tes ini dapat mengidentifikasi apakah tipe HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.

PENGOBATAN KANKER SERVIKS
1.     Secara Medis
a.         Cerclage serviks : yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh serviks selama kehamilan. Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan inkompetensi serviks untuk mencegah pembukaan awal serviks selama kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan prematur
b.        Terapi antibiotik : yaitu pemberian obat-obatan yang dapat membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi pada serviks dan organ reproduksi
c.         Metode krioterapi : yaitu membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat (Samadi Priyanto. H, 2010)
d.        Terapi laser : laser bertenaga tinggi digunakan untuk membakar daerah sel-sel abnormal pada serviks. Sel-sel abnormal akan hancur, mencegah dari menjadi kanker
e.         Kemoterapi : biasanya diberikan untuk kanker serviks yang diyakini telah menyebar
f.          Histerektomi total : operasi pengangkatan uterus dan serviks. Jika kanker serviks belum menyebar, histerektomi merupakan pengobatan terbaik
g.        Biopsi kerucut : biopsi serviks yang menghilangkan sepotong jaringan berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan prosedur eksisi elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi kerucut pisau dingin. Biopsi kerucut dapat membantu mencegah atau mengobati kanker serviks
2.    Secara tradisional
a.         Kunyit putih
b.        Sarang semut
c.         Keladi tikus
d.        Ceremai
e.         Temulawak
f.          Benalu
g.        Tapak dara
h.        Bawang putih
i.           Sambiloto
j.           Tomat
k.         Wortel
l.           Buah delima
m.      Pare
n.        Brokoli, bunga kol, kubis (Vitamin B folat)

 Sumber : Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks, Dedeh Sri Rahayu. Jakarta, Salemba Medika 2015